SOLOK SELATAN - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat (Disnak Keswan Sumbar) diskusikan pengembangan kawasan korporasi peternakan Sapi di Solok Selatan (Solsel). Hal ini merujuk pada kegiatan pengembangan ternak 2023 untuk mendukung program desa koorporasi Sapi dalam upaya peningkatan keberhasilan program kerja.
Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Pesona Alam Sangir pada Kamis, 20 Juni 2024 yang langsung dihadiri Biro Perencanaan Kementerian Pertanian, Ihsan dan Khairunas selaku narasumber. Kemudian, Kepala Disnak Keswan Sumbar, Ir. Sukarli, S.Pt M.Si, Kabid Bina Usaha dan Kelembagaan Disnak Keswan Sumbar, Nirmala Puspita Dewi, S.Pt M.Si juga melakukan sesi diskusi dengan
Bupati Solsel, Khairunas dan jajaran.
Diskusi tentang membangun peternakan dari hulu sampai hilir dengan pelibatan stakeholder (pemerintah, akademisi, awasta/pelaku usaha/peternak) dan peran media dalam mendukung peternakan dan pemasaran di kantor bupati setempat.
Selain itu, diskusi dan evaluasi pengembangan kawasan korporasi peternakan juga melibatkan, Kepala Dinas Pertanian Solsel, Nurhayati, kelompok tani (Keltan) Saiyo, Satujuan, Muda Tani, Sungai Pauh Sepakat dan keltan Harapan Basamo, Pendamping Koperasi Produsen Sangir Sarumpun Sejahtera serta Penyuluh pertanian Solsel.
Kepala Disnak Keswan Sumbar, Sukarli mengatakan bahwa pihaknya ingin melihat progres desa korporasi sapi di Solsel dari 18 penerima program Kementerian Pertanian.
"Memang kalau kita lihat dari progres perkembangan disini ada Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) salah satu penyebab pengurangan populasi. Namun demikian yang dilihat dinamika Keltan dan manajemen pengelolaan, " ujarnya.
Pihaknya dari Disnak Keswan Sumbar mencoba mendampingi kemudian mencari solusi kedepan sehingga tujuan dari korporasi ini adalah membangun kolaborasi.
"Salah satunya adalah peran pemerintah kabupaten, provinsi dan Kementan. Kemudian yang kedua kaitannya melihat kesiapan masyarakat yang menerima Sapi dalam jumlah banyak satu Keltan, " sebutnya.
Hal ini menjadi evaluasi bersama dan masukan bagi Kementan secara umum sehingga tujuan memberdayakan masyarakat tercapai. "Betul-betul masyarakat mampu dan mau. Terkait pola kandang koloni tidak bisa diterapkan di Solsel seperti yang disampaikan pak Bupati, " ujarnya.
"Mungkin orangnya (peternak) dikelompokkan tapi pemeliharaan bisa secara individu sehingga tanggungjawabnya adalah individu untuk mendukung kelompok, " imbuh Sukarli.
Untuk peningkatan kapasitas SDM peternak bakal dilibatkan akademisi dalam pengelolaan dan pemberdayaan peternak
Perbaikan Manajemen
Pihaknya saat ini masih dalam tahap pembenahan manajemen dan belum untuk memberikan program untuk tahap kedua.
"Sekarang apa yang kurang, kita fasilitasi dan kelembagaan SDM dilatih juga, karena bisnis butuh proses. Bantuan tahap awal ada 500 ekor sapi tahun 2021 untuk lima Keltan. Makanya sekarang evaluasi. Ini tujuannya meningkatkan taraf hidup peternak, " tuturnya. ***